Kamis, 03 Juni 2010

CARA MEMANAJEMEN WAKTU

“Kesibukan sebagai seorang mahasiswa, aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, ditambah menumpuknya tugas-tugas, yang sangat menyita waktu, dan pikiran kita, seringkali membuat kita merasa tidak punya waktu, dan dikejar-kejar waktu.
Stress, frustasi, dan makin meningkatnya emosional, serta sikap dan tingkah laku yang menjadi acak-acakan, atau tidak karuan, tidak terhindarkan lagi. Waktu dijadikan kambing hitam penyebab perubahan, kerusuhan, dan kerusakan sikap/ kebiasaan yang kita lakukan. Benarkah begitu? Waktu sudah jelas 24 jam sehari. Lalu mengapa bisa merasa kekurangan waktu? Bagaimana seharusnya?
Kita yang mengejar waktu atau waktu yang mengejar kita?
Kita yang mengendalikan waktu, atau waktu yang mengendalikan kita?”
A. Latar Belakang
Masa depan cerah adalah impian semua orang. Tidak satupun ingin merasakan ‘Mandesu’ atau Masa Depan Suram. Banyak cara yang dilakukan untuk menggapai kesuksesan. Namun, di sisi lain ada yang sama sekali tidak melakukan usaha sedikitpun. Bagai punguk merindukan bulan. Tidak akan berhasil, kalau tidak berusaha. Berdiam diri, mendengkur siang malam, tidak menjamin akan tercapainya impian itu. Kebanyakan ahli sepakat bahwa sukses merupakan hasil dari kebiasaan. Oleh sebab itu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memperlancar bagaimana seseorang menggunakan waktu, yakni dimulai dengan kebiasaan (kontrol diri). Dan kebiasaan ini dimulai sebagai pembuatan keputusan secara sadar, untuk meraih kesuksesan.
Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka merubahnya sendiri. Q. S. Ar Ra’d: 11 tersebut, mencerminkan, bahwa seseorang harus ikhtiar dan tawakkal, agar membuahkan kesuksesan. Dalam banyak kasus, sukses bukan dihasilkan dari hal yang tak biasa, tapi lebih sebagai hasil dari kemampuan seseorang untuk 'menguasai keduniawian'. Dengan konsisten menampilkan seluruh tugas penting yang belum sempurna, sejalan dengan waktu aktivitas, ini akan berubah jadi pencapaian besar.
Waktu selalu menyertai semua orang. Waktu tidak akan bisa kembali lagi. Hari kemarin tetap hari kemarin. Tidak ada mesin waktu seperti halnya di cerita-cerita fiksi. Siapa yang tidak bisa memanajemen waktu dengan baik, akan tertebas waktu itu sendiri. Ingat! Waktu adalah pedang. Imam Syafi’I berkata: “Suatu hari, aku bersama orang-orang sufi. Dari mereka, aku hanya mengambil 2 kalimat. Waktu itu adalah pedang, bisa jadi kamu mampu menebasnya, atau kamu akan ditebas oleh waktu tersebut. Jiwamu apabila tidak disibukkan pada kebenaran, keburukanlah yang akan menyibukkan dirimu.”
B. Tujuan
Dalam mewujudkan kesuksesan, manajeman waktu yang tepat sangat berperan. Manajemen waktu sebenarnya lebih dititikberatkan kepada kemampuan diri sendiri dalam mengelola waktu, yakni kemampuan merencanakan, mendegelasikan, mengatur dan mengontrol. Agar manajemen waktu bisa berjalan dengan baik. Banyak orang gagal karena tidak tepat dalam membagi waktu. Bahkan cenderung menyianyiakan atau membuang percuma waktu yang amat berharga. Orang yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik, kebanyakan beranggapan, bahwa satu hari bagai satu tahun. Lama! Tetapi, bagi insan yang mengisi waktu sebaik-baiknya, mungkin akan mendeklarasikan, bahwa satu hari bagai satu detik. Cepat sekali!
Time is money. Ketika seseorang dapat memanajemen kebutuhan finansialnya dengan baik, maka semua kebutuhan akan terpenuhi. Sebaliknya, bila tidak diatur dengan baik, tidak menyusun skala prioritas dalam membelanjakan uang, maka ujung-ujungnya, akan terjadi pemborosan, dan tidak terpenuhinya semua kebeutuhan yang diinginkan.
Begitu pula dengan waktu. Seseorang dapat melakukan berbagai aktivitas dalam 24 jam, karena dapat memanajemen waktu dengan baik. Dan bila tidak ada pengaturan, atau adanya kesalahan dalam memanajemen waktu, maka seseorang akan merasa kekurangan waktu, sehingga menyebabkan tertundanya aktivitas yang harus segera diselesaikan saat itu juga. Penumpukan kegiatan akan terjadi, kegelisahan muncul, dan tumbuhlah sikap tergesa-gesa dalam menyelesaikan aktivitas, sehingga pencapaian hasilnya, kurang memuasakan. Bahkan, tidak jarang seseorang melakukan kegiatan, tanpa suatu target dalam pencapaiannya, karena hanya mengikuti setiap detik, menit, dan jam, dll., dengan kegiatan, tanpa perencanaan dan manajemen waktu. Karena itu, hendaknya seseorang mengejar, dan tidak dikejar-kejar waktu.
Manajemen waktu juga bertujuan kepada produktifitas, yang berarti rasio output dengan input. Tampak dan dirasakan seperti membuang-buang waktu dengan mengikuti fungsi manajemen dalam mengelola waktu. Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan!
Burnout Syndrome mengatakan, kecanduan kerja adalah gejala manajemen waktu yang buruk. Kalimat tersebut menindikasikan, bahwa beraktivitas terus menerus tanpa mengatur waktu, berdampak kurang baik dengan hasil yang dicapai, baik dari kegiatan itu sendiri, maunpun aktivitas lain. Sekali lagi, manajemen waktu itu, penting!
ISI
“Waktu adalah sesuatu yang paling bernilai, yang dapat dihabiskan manusia.” (Theophratus, 278 SM)
A. Pengertian dan Tujuan
Banyak pengertian yang dikemukakan mengenai manajemen waktu. Setiap orang memiliki pandangan tersendiri mengenai pengertian manajemen waktu. Karena itu, tinggal bagaimana seseorang, dengan arif menentukan pilihannya. Ingat, perbedaan adalah rahmat dari Allah swt..
Salah satu pengertian menyebutkan, manajemen diartikan sebagai metode pengelolaan, untuk mengusahakan tercapainya suatu tujuan. Sedangkan waktu adalah interval antara awal dan akhir. Jadi, dapat ditarik kesimpulan, bahwa manajemen waktu adalah upaya mengatur waktu atau menggunakan waktu dengan baik, agar semua pekerjaan/ kegiatan/ aktivitas terselesaikan sesuai yang diharapkan.
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien mengandung dua makna, yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu, atau menggunakan waktu yang ada.
B. Faktor-faktor Tersitanya Waktu
1. Tidak ada target yang jelas
‘Mengisi’ hidup, seharusnya dengan sebuah rencana besar yang dilakukan untuk diri sendiri, tapi sayangnya seringkali lupa membuat suatu target di dalam kehidupan. Target yang dimaksud disini, target tentang hal lain di luar umur, jodoh dan kematian, misal menetapkan target karir untuk masa tua, membeli rumah, mobil, dan sebagainya. Dengan adanya target, maka hidup jadi terarah dan waktu pun dapat diatur sebaik-baiknya.
2. Tak ada prioritas kerja
Banyak orang yang menganggap, adanya prioritas kerja membuat tiap orang merasa jadi robot dan tidak enjoy menikmati hidup. Tetapi, lupa bahwa usia produktif sangat terbatas, menyebabkan seseorang berusaha menetapkan prioritas di usia produktif, untuk melaksanakan pekerjaan besar, yang hasilnya akan dinikmati saat usia tua. Tetapkanlah prioritas, kerjakanlah kegiatan ataupun pekerjaan besar yang memiliki dampak panjang, pada usia produktif! Jangan sia-siakan masa mudamu!
3. Menunda pekerjaan
“Penundaan, adalah pencuri waktu.”
(Edward Young, Night Thoughts)
Kebiasaan menunda pekerjaan seringkali menyebabkan kehabisan waktu, dan tenaga saat akan mengerjakannya, sehingga bila dipaksakan melaksanakannya, maka hasilnya bukanlah yang terbaik karena dilakukan dengan sisa-sisa waktu, dan tenaga.
4. Terlalu banyak melakukan pembicaraan yang tidak perlu
Asyik berbicara, baik secara langsung, amaupun melalui telepon, kerap membuat tidak sadar telah menghabiskan waktu, yang seharusnya dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Sosialisasi memang perlu, tetapi kurangilah bergosip karena dampaknya luar biasa, dalam kelancaran menggapai tujuan.
5. Ingin mengerjakan sesuatu dengan sempurna
Keinginan itu memang sesuatu yang wajar, tetapi apabila karena ingin mengerjakannya secara sempurna lalu tidak pernah memperhatikan waktu, juga berdampak kurang baik. Jika keinginan mengerjakan sesuatu dengan sempurna adalah kebiasaan dan sifat, sementara orang tersebut mempunyai batas waktu mengerjakannya, maka buatlah perencanaan cermat sebelum melakukan pekerjaan tersebut. Perencanaan dan target akan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik dibandingkan yang tanpa perencanaan.
6. Kurangnya pendelegasian tugas
Sifat kurang percaya pada orang lain dan ingin semua pekerjaan selesai dengan sempurna, seringkali membuat tersitanya waktu yang dimiliki. Perlu kiranya diingat, bahwa pekerjaan yang dilakukan orang lain mungkin tidak sebaik jika dilakukan sendiri, akan tetapi jika pekerjaan tersebut tidak yang utama dalam skala prioritas, kenapa tidak didelegasikan saja pada orang lain, dengan tetap diawasi. Hal itu dapat lebih meringankan pekerjaan, sedangkan waktu yang ada, dapat digunakan melakukan pekerjaan lain yang lebih berkualitas, disamping dapat meningkatkan rasa percaya diri, kebahagiaan dan rasa hormat dari orang yang diberi tugas.
7. Tidak dapat mengatakan "tidak"
Ajakan teman atau saudara untuk jalan-jalan ataupun sekedar shopping, seringkali membuat sulit untuk mengatakan "tidak", dengan berbagai sebab. Tetapi, pernahkah seseorang menghitung waktu yang digunakan untuk ngobrol atau shopping?
8. Menonton tayangan televisi
Banyaknya acara-acara menarik di televisi, memancing timbulnya kebiasaan baru. Keasyikan menonton TV, jelas menyita waktu dan membuat enggan melakukan pekerjaan apapun.
9. Penataan ruang kerja atau rumah yang kurang nyaman
Monoton itu membosankan, dan dapat menimbulkan rasa malas untuk melakukan pekerjaan. Akibatnya, sulit diperoleh hasil kerja yang baik. Karena itu cobalah menata ulang ruang kerja atau rumah menimal satu tahun sekali untuk memberikan suasana baru.
10. Bacaan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan
Membaca itu, sangat penting dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan yang dimiliki, serta memperluas wawasan dan pengalaman. Tetapi, apabila seseorang membaca bacaan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan saat jam kerja, akibatnya banyak waktu terbuang percuma.
11. Konflik
Konflik yang terjadi antarteman atau lingkungan membuat tidak nyaman berada di ruangan. Ini membuat seseorang pergi ke ruangan lain hanya untuk menghindar. Pada waktu menghindar, pekerjaan yang sedang dikerjakan terbengkalai, dan lagi-lagi kehilangan waktu!
C. Pengaturan Waktu
Menggapai kesuksesan, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ibarat mendaki sebuah jalan terjal, untuk menuju tangga kesuksesan. Sehingga, diperlukan aturan untuk melakukan pengaturan waktu yang lebih baik, di antaranya sebagai berikut.
1. Jangan menunda, atau menangguhkan pekerjaan.
Apa yang dapat dikerjakan sekarang, lakukanlah! Karena, saat orang menunda pekerjaan, berarti ‘membunuh’ daya gerak pencapaian tujuan saat ini, dan menghalangi kesempatan di masa mendatang, lantaran waktu yang ‘tersumbat’. Mengisi waktu luang, sangat efektif untuk pemuasan tujuan, yang hendak dicapai dalam suatu pekerjaan.
“Bahwa waktu luang itu, jangan sampai melalaikannya, karena sesungguhnya setelah itu akan datang kesulitan.”
(Syair)
2. Merekam aktivitas yang akan dilakukan.
Mencatat aktivitas atau pekerjaan yang akan dilakukan, akan membangun efisiensi waktu yang baik. Mengurangi kegiatan yang membuang-buang waktu, dan memberi batasan pada kegiatan yang tidak berada dalam zona skala prioritas suatu daftar kegiatan, yang telah disusun.
Sebuah rencana tindakan, merupakan daftar pendek dari tugas yang harus dilengkapi untuk mencapai sebuah tujuan. Ini beda dengan to do list, dimana fokus utamanya adalah pencapaian tujuan, (dan langkah untuk mencapainya secara spesifik) daripada hanya membuat tujuan untuk dicapai dalam periode waktu. Kapanpun ingin mencapai sesuatu, buat gambaran gambalang dari rencana tindakan, ini akan memberi kesempatan untuk lebih berkonsentrasi pada tahap pencapaian itu, dan memonitor kemajuannya dalam perwujudan.
4. Fokus pada hasil.
Banyak orang yang melewatkan waktu sepanjang hari dengan kesibukan yang padat, namun, hanya segelintir yang membuahkan hasil. Dengan lebih berkonsentrasi pada prioritas utama, tentu akan mencapai banyak hasil dalam waktu singkat.
5. Tetapkan skala prioritas.
Dalam manajemen waktu, suatu daftar kegiatan harus disusun dengan benar. Dengan mengurutkan kegiatan yang harus dicapai dalam waktu tertentu, akan terlihat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan lebih dulu.
6. Membatasi kegiatan.
Planning yang terlalu banyak, biasanya akan menyebabkan stress, dan frustasi. Karena itu, buatlah rencana kegiatan yang diyakini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
7. Bersikaplah tegas.
Belajarlah berkata tidak pada orang lain. Waktu sangat berharga. Jadi jangan biarkan orang lain menentukan atau memanfaatkan waktu yang dimiliki, untuk kepentingan rencana mereka. Batasi gangguan sebisa mungkin.
8. Meluangkan waktu luang.
Dengan beristirahat, refreshing, akan menjernihkan pikiran, sehingga dapat menimbulkan semangat untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas yang telah disusun secara sistematis.
9. Membuat analisa diri, dan prestasi apa yang sudah dicapai.
Dengan melakukan evaluasi pada kegiatan yang dilakukan, menjadi cermin, berapa persen misi yang telah dicapai.
D. 7 Prinsip Manajemen Waktu, Menurut Dr. Jan Yager
“Aktif, bukan reaktif, adalah sasaran, prioritas bertindak, mempertahankan fokus, dan menciptakan tegang waktu yang realistis,
DO IT NOW!”
PENUTUP
Kualitas manajamen waktu berpedoman kepada empat indikator, yaitu: tetap merencanakan, tetap mengorganisasikan, tetap menggerakkan, dan tetap melakukan pengawasan. Mari belajar untuk memanajemen waktu, mengelola, atau mengatur waktu, dan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan setiap harinya. Menggali berjuta ilmu, menggapai setumpuk tujuan, meraih cita, dan kesuksesan, dengan belajar untuk mengejar, dan tidak dikejar waktu. Ingat, semua orang dibatasi oleh waktu!
“Dan Dia yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi, bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran, atau orang-orang yang ingin bersyukur.”
(Q. S. Al Furqon: 62)

Di tulis oleh :SUFI A RUFAIDA

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger