Sabtu, 27 Desember 2008

14 Cara Pintar Membawa Diri


Ada orang yang pintar membawa diri. Mereka selalu dikelilingi dan dibutuhkan oleh orang-orang di sekitarnya. Apa saja kiat-kiatnya?

"Wah, kalau aku tak pernah kekurangan uang tuh." "Aku, kok enggak pernah begitu, ya?" "Kalau aku pasti bisa." Bayangkan, apa yang Anda rasakan jika bertemu orang yang selalu menonjolkan ke-"aku"-annya seperti itu? Pasti Anda akan jengkel, atau paling tidak merasa tak nyaman ngobrol dengannya. Pembicaraan, selalu ia yang mendominasi. Ingat, selalu menonjolkan diri, selalu bilang, "Kalau aku..," hanya akan membuat Anda dijauhi orang-orang di sekitar Anda. Nah, bagaimana agar Anda selalu dikelilingi oleh teman dan sahabat-sahabat Anda?

1. Jangan memojokkan orang. Tak seorang pun yang mau dipojokkan atau dinilai oleh temannya, apalagi jika penilaian itu negatif. "Kamu seharusnya enggak bicara seperti itu!" "Kenapa sih kamu mau melakukan itu?" Mereka yang hobinya memojokkan dan menilai buruk orang lain biasanya akan dijauhi oleh lingkungannya.
Ingat, kebanyakan orang ingin diri mereka diterima dan diakui. Mereka yang bisa menerima orang lain secara apa adanya, biasanya akan punya banyak teman. Di dunia yang sangat keras, orang akan merasa nyaman bila berada bersama orang yang bisa menerima mereka, baik atau buruk. Dengan toleransi dan sikap menerima, orang akan menjadi terbuka dan betah bersama Anda. Intinya, orang butuh dihargai, dan jika Anda bisa memenuhi keinginan itu, mereka pun akan menghargai Anda.

2. Jadwal yang padat dan kehidupan yang semakin cepat membuat hubungan antar-individu pun semakin renggang. Nah, jika Anda ingin orang menghargai Anda, upayakan untuk selalu membuat kontak dengan mereka. Kadang-kadang, urusan silaturahmi menjadi sangat sederhana, sama sederhananya seperti meninggalkan pesan di pesawat telepon, mengirimkan e-mail, atau mengirim kartu pos. Tapi, seringkali, urusan ini menjadi sangat sulit, jika Anda tak melakukannya degan penghargaan penuh terhadap arti hubungan, entah itu dengan saudara, teman atau sahabat. Kontak atau komunikasi tak harus elalu bertemu secara fisik. Menelepon, atau bahkan membelikan mereka hadiah-hadiah kecil, seperti buku, cokelat pun bisa bermakna sama.

3. Buatlah komitmen tentang hubungan Anda dengan seseorang. Komitmen akan membuat orang merasa ditempatkan di suatu tempat khusus. Orang akan tahu apakah Anda memang sahabat, teman, atau sekedar teman ngobrol, yang sewaktu-waktu bisa saja meninggalkan mereka.

4. Jangan mengritik, karena tak seorang pun yang mau dikritik. Orang yang hobi mengritik, apalagi kritik yang negatif, akan dijauhi oleh lingkungannya. Jadi, jika Anda termasuk seorang yang hobi mengritik, usahakan jangan asal mengritik. Lihatlah tempat, waktu dan siapa orang yang Anda hadapi.

5. Jangan segan-segan memberi pujian atas prestasi seseorang, bahkan untuk prestasi yangs sekecil apapun.

6. Tak jarang, kita suka atau cocok pada seseorang, tapi orang tersebut tak tahu apa yang kita rasakan. Nah, agar orang lain tahu apa yang Anda rasakan, Anda harus mengetahui persis seperti apa yang ia butuhkan. Misalnya, ada orang yang merasa dekat jika dipeluk, didengarkan keluhan-keluhannya, atau sekedar ditelepon. Ada pula orang yang merasa disanjung jika kita kirimi bingkisan. Jadi, ketahui lebih dulu apa yang membua seseorang merasa dihargai atau dicintai.

7. Menjaga rahasia sepertinya persoalan gampang, namun dalam praktiknya tak semudah yang diperkirakan, lho. Ingat, ada orang yang sangat menjaga betul privasi atau rahasianya, dan akan sangat menghargai orang yang bisa menjaga rahasianya. Jika Anda dikenal sebagai orang yang tak bisa menjaga rahasia, bukan tak mungkin orang akan "menjauhi" Anda, atau minimal tak akan gampang membuka diri pada Anda. Anda tak akan dipercaya.

8. Jangan membual. Manusia pada dasarnya adalah makhluk egois. Buktinya, meski kita ikut merasa bahagia atas keberhasilan seseorang, seringkali kita juga merasa iri, kok keberhasilan itu tidak menjadi milik kita. Jadi, tak perlulah membual. Kalau memang kita belum berhasil, tak perlu mengarang-ngarang cerita bahwa kita sudah sukses. Ingat, pada saat Anda membual, dan orang tahu bahwa kita membual, itu berarti Anda sudah membuatnya merasa tak enak atau bahkan jengkel. Tak heran jika Anda pun lantas disingkirkan.

9. Jadilah bagian dari apa-apa yang penting bagi mereka. Tunjukkan dukungan Anda untuk apa yang mereka capai, entah itu saat mereka melahirkan, menikah, maupun saat sedih. Saat teman Anda sakit, tawarkan diri untuk mengantar mereka berobat ke dokter. Jika mereka akan menikah, tawarkan diri apa yang bisa Anda bantu. Jika teman Anda sedang hamil, bawakan ia buku tentang kehamilan dan kelahiran.

10. Jangan asal mendebat. Ada orang yang sangat suka mendebat pandangan atau ucapan seseorang, tak peduli apakah pandangan orang tersebut benar atau salah. Yang penting, ia mendebat. Sama halnya seperti orang yang hobi mengritik (negatif), orang yang hobi mendebat sangat suka "menciptakan" permusuhan. Jika Anda memang suka berdebat, apa salahnya berabung dengan kelompok diskusi, misalnya. Ini jauh lebih positif. Jadi, cobalah menjaga bicara Anda, sekalipun Anda tak setuju pada pandangan seseorang.

11. Pahami keterbatasan-keterbatasan orang lain. Jangan berharap terlalu banyak dari mereka. Ingat, setiap orang pasti berbeda. Pahami keterbatasan emosional dan fisik seseorang.

12. Anda harus tahu kapan harus bergembira dan tertawa bersama teman atau saudara Anda. Bayangkan, apa pandangan orang jika Anda selalu memasang muka sedih atau manyun saat menghadiri pesta salah seorang teman Anda? Pasti mereka akan merasa tak nyaman, bukan? Nah, belajarlah untuk tertawa dan menikmati kegembiraan orang lain. Bergabunglah bersama mereka dan lontarkan joke-joke.

13. Jangan membuat gosip tentang orang lain, apalagi jika gosip itu belum tentu kebenarannya. Gosip akan membuat kepercayaan orang terhadap Anda menurun, dan akibatnya Anda pun akan disisihkan dari daftar teman mereka.

14. Yang tak kalah penting adalah kemampuan mendengarkan orang lain. Seorang pendengar yang baik bisa dipastikan memiliki banyak teman. Tatap mata lawan bicara Anda saat mereka berbicara, dan dengarkan baik-baik. Bahasa tubuh Anda juga sangat berperan. Orang akan tahu, apakah Anda memang mendengarkan dengan seksama atau pura-pura mendengar. Tawarkan pemecahan masalah atau ide baru yang orisinil, tanpa membuat penilaian pada mereka. Mengembangkan kemampuan mendengar akan membuat Anda menjadi orang yang dibutuhkan orang-orang di sekitar Anda.

Sumber: www.tabloidnova.com

Selasa, 11 November 2008

Sosok Wanita Shalehah Dambaan Ummat

Dunia itu perhiasan, sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah.” (HR. Muslim)

Anas Ra juga menuturkan, Rasulullah Saw, pernah bersabda: “Siapa saja yang telah dikaruniai Allah wanita salehah berarti dia telah menolongnya dalam satu bagian agamanya. Oleh karena itu, hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam bagian yang kedua”. (HR al-Hakim)

BERDASARKAN hadits di atas maka wanita salehah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Dan keinginan untuk menjadi sosok wanita shalehah haruslah terpatri dalam diri setiap muslimah. Wanita mana sih yang tidak ingin menjadi sebaik-baik perhiasan didunia ini? Lantas bagaimanakah karakter wanita shalehah menurut Islam?

Allah Swt berfirman:

Laki-laki adalah pemimpin wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka. Oleh karena itu, wanita yang salehah adalah yang menaati Allah dan memelihara diri ketika suami tidak ada karena Allah telah memelihara mereka” (QS.An-Nisa( 4):3)

Dalam ayat tersebut di atas Allah Swt menetapkan bahwa salah satu karakter wanita salehah adalah menaati Allah swt. Artinya wanita salehah hanya akan berpikir dan bertindak berdasarkan rambu-rambu dari Allah Swt. Ia akan berupaya dengan serius dan sungguh-sungguh untuk melaksanakan Islam secara kaffah (keseluruhan) .

Islam sebagai dien yang sempurna telah menetapkan rambu-rambu baik berupa hak dan kewajiban bagi wanita terkait dengan posisinya sebagai anak, sebagai isteri dan sebagai ibu .

Dalam pandangan Islam sebagai seorang anak, wanita berhak untuk mendapatkan nafkah yang halal, perlindungan, pengasuhan dan pendidikan yang terbaik dari orang tuanya. Pada saat yang bersamaan anak juga berkewajiban berbakti kepada orang tuanya dengan cara bergaul dengan makruf kepada mereka, tidak berkata kasar kepada mereka, memenuhi perintah mereka sepanjang tidak terkategori maksiyat.

Terkait posisi wanita sebagai isteri, dalam Islam isteri berhak untuk mendapatkan nafkah, perlindungan dan pergaulan yang baik dari suaminya, berhak untuk didengarkan pendapatnya. Di saat yang bersamaan Islam mewajibkan isteri untuk berbakti dan taat kepada suami sepanjang tidak maksiyat, wajib menggauli suaminya dengan baik dan penuh kasih sayang, memelihara rumah, diri dan harta suaminya.

Sebagai seorang ibu maka islam menjadikan peran sebagai ibu dan Robbatul bait adalah yang paling utama bagi wanita. Sabda Rasulullah saw: “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas kepengurusannya” (HR.Muslim)

Memang tidak dapat kita pungkiri, ibu berperan penting dalam mencetak generasi yang berkualitas. Islam menjadikan memelihara anak sejak dalam kandungan, menyusui, memelihara, merawat, mendidik anak menjadi tanggung jawab ibu.

Islam juga mengatur peran publik wanita. Seorang wanita adalah bagian dari masyarakat dan bertanggungjawab bersama kaum laki-laki dalam mewujudkan masyarakat yang baik, yang mendapatkan ridho dari Allah Swt yaitu masyarakat yang menerapkan syariat Islam yang akan menebarkan rahmat bagi seluruh alam. Seorang muslimah berkewajiban untuk berdakwah, menyeru kepada Islam, mengingatkan kepada kebajikan. Dia juga tidak boleh menjadi sosok yang individualis dan egois, hanya mementingkan diri sendiri, minim empati dan tidak mau melihat persoalan orang lain. Sabda Rasulullah Saw: ”Siapa saja yang bangun pagi-pagi tetapi tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia bukanlah golongan mereka” (HR Ath-Thabari)

Islam telah menetapkan, seorang muslimah memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, kritik dan saran terhadap kebijkan pemerintah yang menyimpang dari syariat Islam. Oleh karena itu muslimah juga harus cerdas politik Ia harus mengetahui mana kebijakan yang keliru dan bagaimana yang seharusnya, khususnya kebijakan atau aturan yang terkait dengan peran utamanya yaitu sebagai pencetak generasi dan pengatur rumah tangga. Islam membolehkan wanita terjun ke sektor publik untuk mengembangkan potensi ataupun mengaktualisasikan dirinya sepanjang tidak melaksanakan hal-hal yang diharamkan Allah misalnya membuka aurat, berkhalwat, apalagi sampai mengabaikan kewajiban utamanya yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah tangga.

Dengan demikian sosok wanita shalehah adalah sosok anak, isteri dan ibu yang taat kepada Allah, menjaga kehormatan diri dan keluarganya. Ia selalu bercermin pada sosok muslimah hasil pendidikan Rasulullah Saw. Ia mendedikasikan dirinya bagi Allah dan rasul-Nya sehingga tidak mudah terprovokasi dengan ide-ide yang justru akan menjauhkannya dari Allah bahkan menyesatkan manusia. Ia akan berdaya guna bagi dirinya, keluarganya, lingkungan sekitarnya dan bagi ummat. Ia adalah sosok daiyah yang menyeru dirinya, kelluarga dan masyarakatnya untuk berada dijalan Allah. Dia akan teguh dan istiqomah di jalan Allah walau apaun yang terjadi, baginya keridhaan Alah diatas segalanya.

Memang menjadi wanita salehah tidaklah mudah, apalagi di tengah serbuan nilai dan sistem jahiliyah modern (baca Kapitalis, materialis) saat ini. Namun menjadi sosok wanita salehah bukanlah hal yang mustahil, tinggal bagaimana kita berupaya sungguh-sungguh untuk dapat mewujudkannya. Mengupayakan proses pembinaan untuk menempa diri menjadi sosok wanita salehah adalah hal yang tidak boleh ditunda-tunda untuk dilaksanakan.

Pada dasarnya pembinaan kepribadian harus memperhatikan dua aspek. Pertama aspek aqliyah (pola pikir), yang kedua aspek nafsiyah (pola sikap) Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kualitas aqliyah kita diantaranya:

1. Mengikuti kajian-kajian ke-Islaman yang menuntun kita untuk dapat menambah pengetahuan kita tentang Islam baik tentang aqidah, hukum-hukum Islam terkait persoalan individu hingga persoalan masyarakat.

2. Rajin mengasah pemikiran kita dengan mengikuti forum diskusi, seminar kajian workshop dan lain-lain, maupun dengan memperbanyak bacaan yang dapat menambah pengetahuan Islam kita ataupun pengetahuan lain yang tidak bertentangan dengan aqidah Islam.

3. Senantiasa berlatih untuk menganalisa setiap masalah dan menyelesaikannya dalam sudut pandang Islam.

Adapun cara untuk meningkatkan kualitas Nafsiyyah kita diantaranya:

1. Meningkatkan frekuensi dan kualitas ibadah dalam rangka ketaatan terhadpap perintah Allah Swt, seperti memperbanyak sholat dan shaum sunnah disamping tetap mengerjakan shalat wajib, membaca Alquran , dan banyak bersedekah.

2. Memupuk rasa tawakkal kepada Allah.

3. Memupuk kesabaran dan rela terhadap qadha

4. Memperbanyak dzikir dan istighfar kepada Allah

5. Senantiasa tekun berlatih untuk ikhlas karena Allah Swt.

6. Istiqomah untuk menyeru di jalan Allah.

Dengan meningkatnya kualitas aqliyah dan nafsiyyah pada diri muslimah kita berharap dapat menjadi sosok wanita shalehah yang menjadi dambaan umat, yang akan menjadi pencetak generasi yang berkualitas serta menghantarkan umat kepada kejayaan dan kemuliaan didunia dan akhirat Insyaallah. Wahai para muslimah, mari kita segera bersama-sama untuk meraih ridho Allah dan bersama-sama menapaki jalan menuju surga-Nya! Pasti tidak ada yang lebih indah ditelinga para kita kecuali mendengar berita gembira bahwa dirinya,keluarganya , suaminya dan anak-anaknya maupun keluarga berada disurga-Nya. Wallahu a’lam.***
Powered By Blogger